18 September 2008

Guoblok!

Maaf, saya marah, saya bilang demikian bukan karena saya lebih pinter, tapi karena saya benar-benar marah. Artikel dari detiknews, Anggota KPPU: Dengan Gaji Rendah Seperti Ini Bisa Apa Kita?
Anggota KPPU Benny Pasaribu meminta para ekonom tidak melihat kasus penangkapan koleganya, M Iqbal, dari luar.

"Kalau Anda di pihak kita, you mau menghitung bagaimana? Dengan gaji rendah seperti ini bisa apa kita?" kata kata Benny di sela-sela penggeledahan gedung KPPU oleh KPK, Jl H Juanda, Jakarta Pusat, Kamis (17/9/2008).
Jika ini dikatakan oleh PNS golongan I/II saja saya sudah marah, udah tahu gaji kecil kok mau jadi PNS. Jelas-jelas PNS itu abdi negara,dan abdi masyarakat. Membaca kata-kata anggota KPPU ini saya jadi memaafkan PNS golongan I/II tadi, bagaimanapun mereka "terpaksa" jadi PNS dengan gaji kecil, karena negara belum mampu menyediakan pekerjaan yang lebih layak bagi mereka.
Tapi ketika ini dikatakan oleh orang yang seharusnya jauh lebih punya otak daripada PNS golongan I/II, dikatakan oleh seorang pakar, dimana karir di KPPU adalah pilihan, pilihan; by choice kalo kata bik Jessica di sinema-indonesia.com! Padahal mereka mendapat gaji 12jtan, tapi bukan rasa tidak nrimo mereka ini yang membuat saya marah. Walaupun mereka digaji 500ribu saya juga tetap marah, karena mereka bukan orang bodoh, mereka masuk KPPU by choice. Mereka bukan orang bodoh yang tidak tahu menahu mengenai kondisi keuangan negara, mereka bukan orang bodoh yang berpikir asal jadi anggota KPPU urusan gaji belakangan, mereka bukan orang lemah yang tidak bisa meminta kenaikan gaji layak kepada pemerintah, mereka bukan orang bodoh yang tidak bisa mencari tambahan penghasilan yang layak. Tapi apa yang mereka lakukan, mereka hanya MENGELUH!

Terus memang kenapa kalo gajinya rendah, terus korupsi jadi boleh? Seperti rekannya yang kemarin ditangkap KPK? Terus terang saya sangat kecewa dengan kasus suap Iqbal, yang sialnya punya nama depan se-sincere nama Rasulullah. Entah bagaimana sedihnya Bang Imad di alam kubur sana mengetahui berita ini. Entah apa sebenarnya niat orang-orang seperti ini menjadi pejabat, tapi yang jelas bukan untuk melayani, mereka adalah penjajah bangsanya sendiri, yang lebih hina dari kompeni.

Jadi ingat postingan tentang beasiswa, meski dengan level kebodohan yang rada berbeda.

Ini profil si goblok tadi(eh ternyata "pinter" ding lihat riwayat akademik dan karirnya,whatever, saya marah!), dari situs KPPU:
Benny Pasaribu mengawali karirnya sebagai teknokrat di Departemen Kopersi dan UKM sejak tahun 1981 dengan jabatan terakhir Kepala Biro Perencanaan Departemen Koperasi dan UKM tahun 1998. pada tahun 1999-2000 menjabat Deputi Meneg BUMN bidang industri strategis telekomunikasi, pertambangan, dan energi. Selanjutnya pada tahun 2000 menjadi anggota aktif DPR/MPR - RI di senayan. Selama manjadi anggota DPR RI periode 1999-2004, Benny terpilih sebagai Ketua Komisi IX merangkap Ketua Panitia Anggaran DPR - RI sejak tahun 2000 hingga tahun 2002. Gelar akademis Benny mulai dari Sarjana Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1980), dilanjutkan dengan Master Ekonomi dari Williams College, Massachusetts, USA (1989) dan meraih gelar Doktor Ekonomi dengan spesialisasi Organisasi Industri dan Perdagangan Internasional dari Ottawa University, Kanada (1995). Benny menulis tesis doktornya dengan judul "Industrial And Trade Policies : A Multisectoral Model With Increasing Returns To Scale And Impersect Competition" Benny, yang lahir di Medan empat puluh delapan tahun silam, juga aktif di berbagai organisasi antara lain ketua harian HKTI, Penasehat PB FORKI, dan sebagainya. Benny juga aktif mangajar di berbagai Universitas, termasuk mengajar mata kuliah ekonomi persaingan di tingkat pasca sarjana MPKP FE Universitas Indonesia, selain itu, Benny juga aktif menulis di berbagai media yang mengupas permasalahan persaingan usaha dan monopoli, serta dan isu-isu ekonomi nasional lainnya.

Tidak ada komentar: